Minggu, 19 Januari 2014

SENSOR PADA MESIN KENDARAAN



IATS (intake air temperature sensor)

Sensor temperatur udara masuk ini biasanya terpasang pada air cleaner atau hose antara air cleaner dengan throttle body. Sensor temperatur udara masuk ini berupa thermistor dengan bahan semi konduktor yang mempunyai sifat semakin panas temperatur maka nilai tahanannya semakin kecil.
TPS (throtle possition sensor)

Berfungsi nmendeteksi sudut pembukaan throttle valve, TPS di hubungkan langsung dengan sumbu throttle valve,sehingga jika throttle valve bergerak, maka TPS akan mendeteksi perubahan pembukaan throttle valve, selanjutnya dengan menggunakan tahanan geser perubahan tahanan ini dikirim ke ECU sebagai input untuk koreksi rasio udara dan bahan bakar.


MAFS (mass air flow sensor) measuring core type

Air Flow Meter ini terdiri dari inti pengukur, pegas pengembali, potensiometer, housing dan lain-lain. Dipasang diantara saringan udara dan intake manifold. Sensor ini mendeteksi jumlah udara yang masuk ke dalam mesin dan mengirim informasi itu ke ECU sebagai signal voltase. ECU menggunakan signal ini sebagai salah satu input ke ECU untuk mengontrol besaran penginjeksian. Measuring core bergerak ke arah samping sebanding dengan jumlah udara yang masuk. Pada posisi tersebut atau jumlah udara yang masuk dideteksi oleh potensiometer yang dipasang pada measuring core.
MAPS (manifold absolute pressure sensor)

MAPS berfungsi untuk mendeteksi tekanan intake manifold sebagai dasar penghitungan jumlah udara yang masuk, melalui IC (integrated circuit) yang terdapat di dalam sensor ini. MAPS menghasilkan sinyal tegangan yang di kirim ke ECU. Oleh ECU sinyal tegangan ini digunakan untuk menentukan basic injection time. MAPS terdiri dari semi konduktor type pressure converting element yang berfungsi merubah fluktuasi tekanan manifold menjadi perubahan tegangan dan IC (integrated circuit) yang memperkuat perubahan tegangan.
ECTS (engine coolant temperature sensor)

ECTS terbuat dari thermistor, yaitu sebuah variable resistor yang dipengaruhi oleh temperatur. Kerja ECTS sama dengan IATS, hanya fungsi pendeteksiannya yang berbeda. ECTS berfungsi mendeteksi temperatur air pendingin mesin sebagai input ECU untuk mengoreksi besarnya penginjeksian bensin pada injector. ECTS juga berfungsi sebagai kontrol temperatur air pendingin mesin kepada pengemudi melalui temperature gauge pada instrument panel. ECTS ada yang 2 kabel dan 3 kabel
VSS (vehicle speed sensor)

Sensor ini dipasangkan pada transmisi dan digerakkan oleh driver gear poros output. Jenis VSS yang digunakan adalah type MRE (Magnetic Resistance Element). Signal yang dihasilkan oleh VSS berupa gelombang bolak – balik, oleh komparator (yang terdapat di speed sensor pada panel instrument) gelombang bolak – balik tersebut dirubah menjadi sinyal digital yang kemudian dikirim ke ECU. VSS ada yang 2 kabel dan 3 kabel
CKPS (crankshaft possition sensor)

CKPS terdiri dari magnet dan coil yang ditempatkan di bagian bawah timing belt pulley atau dibelakang V-belt pulley, saat mesin berputar CKPS menghasilkan pulsa tegangan listrik CKPS digunakan sebagai sensor utama untuk mendeteksi putaran mesin, output signal dari CKPS dikirim ke ECU untuk menentukan besarnya basic injection volume. Selain digunakan untuk mendeteksi putaran mesin, CKPS juga digunakan sebagai sensor utama sistem pengapian. Output signal dari CKPS digunakan ECU untuk menentukan ignition timing.
HO2S (heated oksigen sensor)

Sensor HO2S dipasangkan di exhaust manifold (sebelum dan atau sesudah catalytic converter) yang berfungsi untuk mendeteksi konsentrasi oksigen pada gas buang kendaraan, menghitung perbandingan udara dan bensin, dan menginformasikan hasilnya pada ECU. Apabila kadar oksigen pada gas buang tinggi maka ECU akan menyimpulkan bahwa campuran terlalu kurus (lebih banyak udaranya) Apabila kadar oksigen pada gas buang rendah maka ECU akan menyimpulkan bahwa campuran terlalu gemuk (lebih banyak bensinnya). Oksigen sensor terdiri dari element yang terbuat dari zirconium dioksid (semacam keramik), yang sisi luar dan dalamnya dilapisi platinum tipis. Sifat element ini adalah pada temperatur rendah tahanan listriknya tinggi, sehingga arus yang mengalir akan kecil. Pada temperatur tinggi ion oksigen melalui element karena perbedaan konsentrsi oksigen di udara luar dan di gas buang. Hal ini menyebabkan perbedaan potensial listrik yang diperkuat oleh platinum.
Knocking sensor

Knock sensor dipasang langsung pada cylinder block. Mendeteksi getaran akibat engine knocking yang dipindahkan ke cylinder block. Knock sensor (resonant type sensor) terdiri dari vibration plate resonant frequency yang hampir sama dengan the knock vibration frequency (6 kHz to 8 kHz) dan sebuah piezo electric element yang mendeteksi vibration plate, dan mengkonversinya menjadi electrical signal. Saat terjadi knocking, vibration plate bergetar dan menghasilkan voltase tinggi. Untuk melindungi engine ketika knocking terdeteksi, ignition timing dikontrol segera untuk mundur melebihi range supaya tidak terjadi knocking.
CMPS (camshaft possition sensor)

CMPS terdiri dari komponen electronic yang terdapat di dalam case dan tidak dapat di perbaiki, sensor ini mendeteksi posisi piston pada langkah kompresi, melalui putaran signal rotor yang diputar langsung oleh camshaft, untuk mengetahui posisi pembukaan dan penutupan intake dan exhaust valve. Signal digital dari CMPS ini, oleh ECU digunakan untuk memproses kerja dari sistem EFI bersama-sama dengan signal dari CKPS. Pada beberapa type kendaraan, CMPS ini digunakan untuk menghitung putaran mesin sebagai input dasar penginjeksian oleh ECU. Apabila CMPS digunakan untuk menghitung putaran mesin, maka CMPS juga digunakan sebagai sensor utama sistem pengapian yang akan mengirimkan signal putaran mesin ke ECU untuk mengaktifkan igniter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar